Beberapa orang menganggap bahwa menjadi orang kaya itu tidak enak. Bagi mereka orang kaya itu tidak bahagia, keluarganya tidak harmonis, sakit-sakitan, bahkan erat kaitannya dengan korupsi. Namun, apakah menjadi orang miskin juga berarti membuat kita bahagia? Untuk sejenak, mari kita berpikir “rasanya” menjadi orang kaya. Misalnya bisa pergi umroh tiap tahun bahkan tiap bulan. membiayai keluarga kita pergi haji, bersedekah lebih banyak, belaja sepuasnya, kalau sakit bisa ke rumah sakit terbaik, dan hal-hal yang yang tentu tidak bisa dilakukan orang miskin.
Setiap orang bebas untuk memilih pendapatnya. Namun bagi saya, menjadi orang kaya itu enak. Menurut salah satu guru bisnis saya, Tung Desem Waringin, orang miskin menggunakan pola pikir “atau,” yaitu antara “yang tidak enak” atau “yang lebih tidak enak,” misalnya: “lebih baik miskin daripada sakit-sakitan” “lebih baik miskin daripada keluarga berantakan” “lebih baik miskin daripada menjadi koruptor”Lanjutkan membaca