Kiat Terbebas dari Investasi yang Merugi

Setelah kita mengetahui pentingnya investasi, kali ini kita akan belajar bagaimana kiat agar terbebas dari investasi yang merugi, tips dari . Disini kita tidak mmbahas mengenai investasi bodong.

 

Siapakah diantara kita yang ingin mengalami kerugian? Semua orang pastinya akan menolak pilihan rugi dalam hidupnya. Ya, kejadian-kejadian dalam hidup yang tidak enak, rugi, sakit, kecelakaan dan lainnya adalah kejadian-kejadian yang selalu tidak diharapkan siapapun.

Namun, kita menyadari, bahwa bila kita berinvestasi maka akan dihadapi dengan 2 pilihan untung dan rugi. Memang sebenarnya masih ada pilihan yang ke 3 yaitu kondisi impas atau tidak untung maupun rugi, namun sebenarnya kondisi impas adalah keadaan yang rugi.

Bila kita berinvestasi dengan harapan keuntungan maka sebenarnya setiap orang atau setiap investor harusnya juga siap dengan sisi sebaliknya yaitu berhadapan dengan kerugian.

Sayangnya, tidak semua orang yang berinvestasi siap dengan kerugian, mereka siap mendapatkan untung namun tidak siap menerima kerugian, hasilnya dapat berdampak sangat besar bahkan tidak sedikit orang yang gila dan bunuh diri!

Lalu bila disaat ini kita berinvestasi dan terjebak dengan kerugian langkah apa saja yang harus kita ambil?

Kalkulasi Kerugian dan Potensinya Kedepan

Kita ambil sebuah contoh sederhana, kenaikan harga emas hingga mencapai 1700 dolar per troy once di dunia memberikan cerita menarik dan memilukan bagi yang berinvestasi sebelum dan sesudah tahun 2012.

Bagi yang sebelum tahun 2012 akan merasakan bahwa emas adalah sebuah instrument investasi yang sangat menguntungkan, namun setelah tahun 2012, harga emas merosot dan terus merosot bahkan hingga tahun 2016 semakin mendekati nilai 1000 dolar per troy once.

Padahal, emas selama ini dianggap sebuah instrument anti rugi, nampaknya mulai terbukti menjadi instrument yang bisa saja rugi.

Ketika kita misalnya telah berinvestasi emas semenjak harga emas di 1700 dolar per troy once maka dapat dipastikan saat ini kita telah mengalami kerugian hampir 700 dolar. Pada tahap ini dan tahapan hingga hari ini ada yaitu semenjak tahun 2012 sampai dengan 2016 pastinya akan selalu bertanya, apakah lebih baik menjualnya pada saat rugi saat ini atau tetap memiliki emasmya sampai nantinya akan naik kembali.

Satu hal catatan terpenting bahwa tidak ada yang dapat mengetahui harga emas dikemudian hari berapa, dengan alasan apapun tetap tidak dapat memastikan emas akan naik hingga melampaui titik tertingginya.

Bila Anda saat ini memiliki sebuah potensi investasi ataupun dapat menggunakan dana investasi Anda pada emas untuk bisa mendapatkan keuntungan lebih cepat dalam menutupi kerugian dalam investasi emas Anda, maka pilihan menjual emas Anda saat ini dalam keadaan rugi adalah sebuah pilihan yang bijak, tidak pernah ada yang salah ketika investasi Anda rugi dan Anda menelan kerugian.

Namun, bila Anda tidak memiliki potensi lain, dan Anda ingin tetap menunggu hingga emas kembali naik maka hal itu sah saja, dengan sebuah prinsip sederhana bahwa naik dan turunnya sesuatu bisa dengan waktu yang lebih cepat dan lebih lambat, emas untuk naik dari titik terendah hingga tertinggi membutuhkan proses setidaknya selama 10 tahun, maka persiapkan diri Anda juga bahwa bisa saja 10 tahun kedepan emas baru saja kembali, dan jangan lupa itu baru kembali atau impas.

Berani mengambil keputusan

Mari kita ambil contoh pada investasi yang lain, misalnya Anda berinvestasi pada saham di pasar modal.

Bila Anda membeli di awal tahun 2015 maka Anda akan merasakan bahwa investasi saham Anda mengalami penurunan sepanjang tahun 2015. Di akhir tahun 2015 pun pada akhirnya saham di pasar modal Indonesia masih rata-rata lebih rendah atau rugi sepanjang tahun.

Bagi sebagian orang yang berani mengambil keputusan maka akan berani berinvestasi lebih banyak ketika harga saham mengalami penurunan akan menjadi sebuah hal yang menarik, misalnya ketika harga saham Rp1000 dan mengalamai penurunan hingga Rp500, maka andaikan harga saham kembali hanya 50% dari Rp500 (Rp750) maka kita sudah balik modal.

Apalagi ketika semakin dalam turunnya kita justru bukan membeli sama banyak tapi membeli jauh lebih banyak, misalnya Rp 1000 punya 1 buah, maka ketika Rp500 punya 3 buah maka hanya cukup harga kembali ke Rp625 kita sudah kembali modal.

Rugi adalah sebuah hal yang biasa dan perlu dibiasakan, semakin kita menjadi orang yang takut dengan resiko, hal yang perlu dihindari bukan sikap menghindari resiko, namun sikap memperhitungkan resiko.

Similar Posts

  • Tipe-tipe Investor

    Salah satu cara untuk mendapatkan tambahan penghasilan tanpa harus bekerja adalah dengan melakukan investasi. Investasi tersebut dapat melalui tabungan berjangka, logam mulia, atau properti. Seseorang yang berinvestasi disebut investor. Berinvestasi bukanlah sekedar menanamkan modal untuk mendapatkan profit dalam jangka waktu tertentu. Namun, perlu perhitungan yang matang terkait dengan beberapa hal, misalnya jumlah uang yang akan…

  • |

    Investasi ala Joe Hartanto

    Siapa yang tidak kenal Joe Hartanto? Seorang Entrepreneur dan Investor di bidang Properti. Saya juga belajar dari seorang Joe Hartanto. Beliau sering mengadakan seminar bertema “Property Cash Machine” yang selalu dihadiri banyak orang meski harganya puluhan juta. Dalam seminarnya, beliau mengajarkan kita bagaimana caranya menjadi investor properti. Nah, kali ini pak Joe Hartanto bercerita tentang…

  • Reksadana (Part 2)

    Ini adalah lanjutan dari artikel Reksadana bagian 1. Bentuk Hukum Reksadana Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni: Reksa Dana berbentuk Perseroan (PT. Reksa Dana) suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi bentuk hukum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada…

  • Belajar Saham (Analisa Teknikal)

    Analisa teknikal adalah salah satu cara paling populer untuk menganalisa saham, terutama bagi trader yang fokus pada pergerakan harga jangka pendek hingga menengah. Jika Anda sering melihat grafik (chart) dengan garis-garis, candle hijau dan merah, indikator seperti RSI atau MACD – itu semua adalah bagian dari analisa teknikal. Tulisan ini akan membahas dasar-dasar analisa teknikal…

  • Prinsip Dasar Investasi

    Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah objek atau subjek tertentu. Setiap orang tentu memiliki prinsip yang selalu dipegang teguh. Dalam kondisi…