Belajar Saham (Scalping vs Swing Trading)
Banyak orang ingin “cepat cuan” dari saham, tapi bingung harus pakai strategi apa. Dua yang paling populer di kalangan trader adalah scalping dan swing trading. Keduanya sama-sama trading (bukan investasi jangka panjang), tetapi cara main, waktu pegang saham, hingga tekanan mentalnya sangat berbeda.
Artikel ini membahas perbedaan scalping vs swing trading, kelebihan dan kekurangannya, serta bagaimana memilih yang paling cocok untuk Anda.
1. Apa Itu Scalping? (Si Pelari Cepat)
Scalping adalah gaya trading dengan frekuensi tinggi. Seorang scalper membeli dan menjual saham dalam waktu yang sangat singkat—bisa dalam hitungan menit, bahkan detik.
Filosofi Scalper:
Mereka tidak peduli saham itu perusahaan apa atau bagaimana fundamentalnya. Yang mereka pedulikan adalah volatilitas (pergerakan harga) saat itu juga. Prinsipnya: “Ambil untung kecil (1-2%), tapi sering.”
Ciri-ciri Scalping:
- Timeframe: Detik hingga menit (menggunakan grafik 1 menit atau 5 menit).
- Alat Bantu: Running Trade, Orderbook (Bid/Offer), dan Tape Reading.
- Waktu: Harus memantau layar monitor terus-menerus selama jam bursa.
- Keuntungan: Cepat mendapatkan cash flow harian (1% – 5%). Tidak perlu khawatir saham nyangkut saat tidur karena posisi biasanya ditutup di hari yang sama (Day Trading).
2. Apa Itu Swing Trading? (Si Penunggang Ombak)
Swing Trading adalah gaya trading yang lebih santai. Swing trader membeli saham untuk ditahan selama beberapa hari hingga beberapa minggu, dengan tujuan menangkap “ayunan” (swing) kenaikan harga atau tren tertentu.
Filosofi Swing Trader:
Ibarat peselancar, mereka menunggu ombak datang, menungganginya sampai ke tepian, lalu mencari ombak baru. Mereka mengincar keuntungan persentase yang lebih besar dalam satu kali transaksi daripada scalper.
Ciri-ciri Swing Trading:
- Timeframe: Harian (Daily chart) hingga Mingguan (Weekly chart).
- Alat Bantu: Analisis Teknikal (Support/Resistance, Moving Average, Trendline) dan terkadang dikombinasikan dengan sentimen berita/fundamental.
- Waktu: Lebih fleksibel. Cukup analisa di malam hari atau saat pasar tutup.
- Keuntungan: Tidak menyita waktu, cocok untuk karyawan atau pebisnis yang sibuk. Potensi profit per transaksi lebih besar (hingga +600%).
3. Perbandingan Scalping vs Swing Trading
Berikut gambaran singkat perbandingannya:
| Aspek | Scalping | Swing Trading |
|---|---|---|
| Lama pegang saham | Menit–jam, jarang lebih dari 1 hari | Beberapa hari–minggu |
| Target profit per posisi | Kecil (±1%–5%) | Lebih besar (20% atau lebih) |
| Frekuensi transaksi | Sangat sering | Lebih jarang |
| Waktu di depan layar | Tinggi, hampir sepanjang jam bursa | Rendah–sedang |
| Analisa utama | Timeframe pendek, order book, volume | Timeframe harian/4 jam, trend, pattern |
| Tekanan mental | Tinggi, keputusan sangat cepat | Sedang, tetap ada tekanan saat floating |
| Biaya transaksi (fee) | Relatif lebih besar (karena sering jual-beli) | Lebih efisien |
| Cocok untuk siapa | Full-time trader, sangat aktif | Part-time trader, pekerja/karyawan |
| Profit | Capital Gain | Capital Gain + Dividen |
4. Mana Yang Cocok Untuk Anda
Tidak ada strategi yang “paling benar”. Yang ada: mana yang paling cocok dengan karakter, waktu, dan modal Anda.
Pertimbangkan hal ini:
4.1. Ketersediaan Waktu
- Anda bisa memantau layar hampir sepanjang jam bursa?
→ Scalping mungkin cocok. - Anda sibuk kerja/usaha dan hanya bisa cek sesekali?
→ Swing trading lebih realistis.
4.2. Karakter & Psikologi
- Suka keputusan cepat, adrenalin tinggi, dan bisa disiplin cut loss kecil?
→ Scalping. - Lebih sabar, suka analisa lebih tenang, dan tidak ingin “kejar-kejaran” harga setiap menit?
→ Swing trading.
4.3. Pengalaman
- Pemula biasanya lebih aman mulai dari swing trading, karena:
- Pergerakan lebih “pelan”, ada waktu berpikir
- Tidak terlalu tertekan oleh noise harga menit-ke-menit
- Scalping cenderung butuh:
- Penguasaan teknikal lebih baik
- Kecepatan eksekusi
- Pengalaman menghadapi berbagai kondisi pasar
4.4. Biaya dan Modal
Scalping:
- Sering transaksi → fee broker makin terasa
- Harus sangat selektif; target kecil, jadi tidak boleh tergilas fee
Swing trading:
- Transaksi lebih jarang → fee lebih efisien
- Butuh sabar menunggu setup yang benar-benar bagus
Jadi, Mana yang Harus Kamu Pilih?
Pilihlah berdasarkan Waktu dan Psikologi kamu.
Pilih SCALPING jika:
- Kamu punya waktu luang penuh selama jam bursa (09.00 – 16.00).
- Kamu pengambil keputusan yang cepat dan tegas (tega Cut Loss).
- Kamu menyukai adrenalin dan tantangan tinggi.
- Koneksi internet dan perangkatmu sangat memadai (anti lemot).
Pilih SWING TRADING jika:
- Kamu punya pekerjaan utama atau bisnis lain (tidak bisa pantau layar terus).
- Kamu orang yang sabar dan lebih suka perencanaan matang.
- Kamu mudah panik melihat harga naik-turun dengan cepat.
- Kamu ingin pertumbuhan aset yang stabil tanpa stress harian.
Kesimpulan
Belajar saham bukan tentang meniru gaya orang lain yang pamer profit di media sosial. Sukses di pasar saham berawal dari mengenali diri sendiri.
Jika kamu pemula, saran terbaik adalah memulai dengan Swing Trading. Pelajari cara membaca tren dan manajemen risiko. Setelah mental dan skill terasah, barulah kamu bisa mencoba sensasi Scalping dengan modal kecil.
Saya sendiri memilih untuk menjadi Swing Trader karena lebih nyaman.

Jangan sampai, Anda memilih untuk menjadi Scalper, kemudian karena Loss, berubah menjadi Swing Trader ^-^.
Ingat, mau Scalping atau Swing, kuncinya tetap satu: Disiplin.
Happy Trading & Semoga Cuan!